MasyarakatKelistrikan.com | Rencana RI untuk mengekspor listrik ke Singapura semakin nyata.
Hal ini tidak hanya dilakukan secara bisnis antara perusahaan Indonesia dan Singapura, namun juga dipayungi oleh kesepakatan di antara kedua negara.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Pada Jumat (21/01/2022), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di bidang kerja sama energi.
Penandatanganan MoU Kerja Sama Energi ini menjadi salah satu poin yang disampaikan (deliverables) pada pertemuan Leaders' Retreat antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Selasa, 25 Januari 2022 di Bintan.
"Saya melihat nilai penting MoU di level G-to-G sebagai dasar kedua negara untuk mendorong dan meningkatkan inisiatif proyek kerja sama energi, baik di tingkat pemerintah maupun di tingkat bisnis," kata Arifin dalam sambutannya usai melakukan penandatanganan secara virtual, dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Kamis (27/01/2022).
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Arifin menyebutkan, MoU kerja sama bidang energi tersebut akan memayungi sejumlah area, termasuk di antaranya: pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan hidrogen, interkoneksi listrik lintas batas dan jaringan listrik regional, perdagangan energi, pembiayaan proyek energi, dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Di samping itu, MoU tersebut mengatur pula pelaksanaan Kelompok Kerja Energi (Working Group on Energy) yang akan menjadi forum rutin untuk menetapkan, memantau, dan mengevaluasi kerja sama energi antara kedua negara.
"Saya yakin Working Group jadi forum krusial bagi kedua pihak untuk bekerja sama membantu merealisasikan transisi energi pada masing-masing negara. Topik seperti CCUS (Carbon Capture, Utilization & Storage) dan pengembangan energi baru dan terbarukan akan menjadi perbincangan," jelas Arifin.
Dalam kesempatan tersebut, Arifin juga menyampaikan urgensi pengembangan EBT antara kedua negara untuk mendukung pengembangan Green Data Centre dan Industri Berbasis EBT (Renewable Energy Based Industry/REBID).
Pengembangan EBT juga akan berkontribusi pada upaya transisi energi dan komitmen pengurangan emisi karbon kedua negara.
Sebagai informasi, acara penandatangan tersebut turut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Singapura Suryapratomo dan Duta Besar Singapura untuk Ri Anil Kumar Nayar.
"Ini kali pertama perjanjian G to G mengenai sektor energi bagi kedua pihak. Maka dari itu, ini menjadi milestone hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura," jelas Arifin.
Arifin mengungkapkan, posisi Indonesia sebagai Presidensi G20 diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi Singapura untuk turut serta berkontribusi mewujudkan tujuan dari transisi energi.
"Termasuk di dalamnya topik mengenai aksesibilitas energi, pengembangan smart dan clean technology, serta pembiayaan energi," tegas Arifin.
Perlu diketahui, pada 25 Oktober 2021 Menteri ESDM menyaksikan penandatanganan dua Joint Development Agreement (JDA) di bidang pengembangan PLTS antara entitas bisnis Indonesia dan Singapura, yaitu JDA antara PT Trisurya Mitra Bersama (Suryagen) - PLN Batam dan Sembcorp Industries, dan JDA antara Medco Power Energy dengan Gallant Venture dan PacificLight Energy.
JDA ini akan memayungi rencana ekspor tenaga listrik yang dihasilkan dari PLTS di Indonesia ke Singapura menggunakan teknologi transmisi kabel laut HVAC.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura merilis rencana untuk mengimpor lebih dari 4 Giga Watt (GW) listrik dari luar negaranya atau 30% dari penggunaan domestiknya hingga 2035.
Hal itu untuk mendiversifikasi pasokan dan meningkatkan ketahanan energi.
Dalam uji coba pertamanya, negara kota itu akan mengimpor 100 Mega Watt (MW) listrik dari Malaysia dan juga 100 MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan, Indonesia.
"Uji coba ini memungkinkan kami untuk mempelajari dan meningkatkan sistem dan proses kami saat kami meningkatkan impor," kata Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Gan Kim Yong dalam pidatonya di acara Singapore International Energy Week sebagaimana dikutip Reuters, Senin (25/10/2021).
"Kami juga akan mengimpor berbagai jenis energi rendah karbon dari berbagai belahan dunia untuk mendiversifikasi sumber kami dan meningkatkan keamanan energi," lanjutnya. [Tio]