MasyarakatKelistrikan.com | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama pemerintah daerah Papua Barat membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di Kampung Upper, Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Pemerintah membangun pembangkit tersebut sebagai salah satu bentuk implementasi program dedieselisasi pembangkit listrik tenaga diesel menjadi pembangkit energi baru dan terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Pertumbuhan Tinggi, Dirjen ESDM: Masalah Over Supply Listrik di Jawa-Bali Akan Teratasi
"Langkah ini akan mendukung program pemerintah untuk dediselisasi, jadi pelan-pelan mulai menghilangkan diesel yang menggunakan BBM yang tidak terbarukan," kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi, Sabtu (28/5/2022).
Pemerintah memproyeksikan potensi untuk pembangkit listrik tenaga air sangat besar di Papua Barat, yakni lebih dari 3.000 megawatt.
Hal ini sangat berpotensi untuk dapat meningkatkan kehandalan penyediaan listrik, serta untuk program dedieselisasi.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, telah memasuki peletakan batu pertama dan akan dibangun dalam waktu enam bulan. Pemerintah menargetkan proyek itu selesai pada November 2022 mendatang.
"Dengan potensi lahan dan sungai yang tersedia, juga tenaga kerja serta bahan material bangunan dan masyarakat, dimungkinkan untuk dapat diberdayakan sehingga dibangunlah PLTMH di wilayah ini," kata Bupati Kabupaten Pegunungan Arfak Yosias Saroy.
Pembangunan pembangkit tersebut menggunakan APBN Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM dengan kapasitas 135 kWe melalui skema on-grid disambungkan ke jaringan listrik PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Manokwari.