MasyarakatKelistrikan.com | Saat ini, kita dimudahkan dengan segala teknologi yang ada, contohnya listrik.
Hampir segala aspek kehidupan kita berhubungan dengan listrik. Kalau kita mau melihat data dari PLN, konsumsi listrik masyarakat Indonesia per Januari-Juli 2021 mencapai 146 Tera Watt hours (TWh).
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Angka tersebut naik 4,44% jika dibandingkan dengan tahun 2020. Data ini hanya diambil di Indonesia, bayangkan kalau kita mengakumulasikan semua data penggunaan energi listrik di dunia.
Gak usah jauh-jauh ke yang lain. Kita lihat penggunaan listrik di rumah aja. Seberapa sering kita menggunakan teknologi listrik ini?
Mulai dari lampu, nge-charge hp, laptop, dispenser, kulkas, dan lainnya. Coba bayangkan kalau listrik di dunia ini mati selama beberapa bulan bahkan tahun, apa yang akan terjadi?
Baca Juga:
BRI Raih Penghargaan Internasional dari Global Private Banking Innovation Awards 2024
Mari kita berimajinasi sejenak! Dunia akan menjadi gelap tanpa lampu (hanya lilin, obor, dan sejenisnya), elektronik seperti hp dan laptop lama kelamaan mati, menara telepon/BTS akan mati yang berarti gak akan ada komunikasi jarak jauh, internet gak ada, semua mesin yang menggunakan listrik juga gak akan berfungsi lagi, kendaraan tanpa lampu, gak ada lampu lalu lintas, industri juga akan mati (kecuali pertanian), dan masih banyak lagi kemungkinan terburuknya yang tentu berimbas buruk pada perekonomian dunia.
Listrik sebagai bagian dari fenomena alam sendiri sebenarnya merupakan hal yang udah diketahui sejak lama oleh manusia. Kehadiran listrik udah ada secara alamiah dan telah diteliti oleh berbagai ilmuwan selama ribuan tahun.
Tetapi, pemanfaatan listrik untuk keseharian kita adalah sesuatu yang cukup baru dalam sejarah manusia. Sejak lama manusia meneliti listrik, tetapi tidak bisa mengaplikasikannya untuk kehidupan sehari-hari.
Nah, sampai akhirnya lahir seorang ilmuwan besar bernama Michael Faraday, sebagai orang pertama yang mampu menemukan metode dan alat bagi kita untuk memanfaatkan listrik ke dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, kita perlu berterima kasih kepada Bapak Listrik Dunia. Berkat rasa keingintahuan dan kerja kerasnya yang tinggi, kita bisa berada pada taraf kehidupan seperti saat ini.
Michael Faraday Itu Siapa?
Michael Faraday (1791-1867) adalah seorang fisikawan dan kimiawan asal Inggris yang memiliki kontribusi besar terhadap dunia, khususnya pada bidang elektromagnetisme.
Lahir pada tanggal 22 September 1791, ia memulai karirnya sebagai ahli kimia, dan menjadi salah satu ilmuwan terhebat di abad ke-19.
Faraday dijuluki sebagai Bapak Listrik, karena berkat penemuannya, listrik menjadi teknologi yang sangat berguna.
Tapi, kehidupan Michael Faraday gak semudah yang kita bayangkan. Ia lahir dari keluarga yang kurang mampu, sehingga sebagian besar pengetahuannya diperoleh secara autodidak dan kerja keras. Lantas, bagaimana perjalanan Michael Faraday dalam menemukan listrik?
Masa Muda Michael Faraday
Lahir dari keluarga miskin dan sangat religius dari suatu desa di Newington, Surrey, Inggris, saat ini menjadi bagian dari London Selatan.
Ayahnya adalah seorang pandai besi yang bermigrasi dari daerah utara Inggris untuk mencari pekerjaan pada awal tahun 1791-an. Kemudian, layaknya seorang ibu di pedesaan, Ibunda Faraday adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat tenang dan bijaksana, ia memberikan dukungan emosional kepada para putranya untuk melewati masa-masa sulit kehidupannya.
Kehidupan masa kecil Faraday terbilang sulit. Ia adalah salah satu dari empat bersaudara. Bahkan, untuk mendapatkan makan yang cukup saja mereka kesulitan. Diperparah lagi dengan keadaan ayahnya yang sering sakit-sakitan, sehingga gak mampu untuk bekerja dengan optimal.
Keluarga Faraday menganut sekte Kristen yang taat dan dikenal dengan aliran Sandemanians.
Anggota sekte tersebut percaya bahwa kebenaran Alkitab harus dipahami secara apa adanya seperti yang tertulis di Alkitab.
Hal itulah yang sangat mempengaruhi Faraday dalam melakukan pendekatan dan penafsiran alam pada setiap ilmu yang diperolehnya. Bahkan, karena kepercayaannya tentang Tuhan inilah yang membawanya pada penemuan teori atom.
Magang di Penjilidan Buku
Balik lagi ke Faraday saat usia belasan tahun. Keadaan keluarga yang serba terbatas membuat Faraday hanya mengikuti pendidikan formal dasar, seperti belajar membaca, menulis, dan sandi di Sunday School atau pendidikan Kristen.
Bahkan, di usianya yang masih terbilang dini, ia harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya, yaitu mengirim koran ke berbagai toko buku dan penjilid. Tapi, keterbatasan tersebut gak menyurutkan semangatnya untuk tetap memperkaya keilmuwannya.
Faraday adalah anak yang penuh dengan rasa ingin tahu, ia mempertanyakan segala hal dan selalu ingin mendapatkan jawabannya.
Pada usia 14 tahun, Faraday magang di suatu penjilidan buku lokal di London milik George Riebau.
Zaman dulu, penjilidan buku masih harus dilakukan manual menggunakan tangan. Tapi, dengan cara seperti itulah Faraday akhirnya mendapatkan kesempatan untuk membaca banyak buku yang masuk ke penjilidan tersebut.
Pasalnya, zaman dulu itu buku masih terbilang langka, khususnya buku ilmu pengetahuan.
Bagaimana Michael Faraday Menemukan Listrik?
Selama mengikuti magang di penjilidan buku, Faraday tertarik pada banyak buku ilmu pengetahuan, khususnya pada ilmu alam, fisika, dan kimia.
Beberapa yang menarik perhatiannya adalah artikel edisi ketiga Ensiklopedia Britannica tentang kelistrikan dan buku berjudul “Conversations on Chemistry” dari penulis kimia hebat bernama Jane Marcet.
Faraday menjalankan magang di Toko Buku Riebau hingga tahun 1810. Kemudian, ia masuk ke sebuah komunitas pengembangan diri untuk anak muda, di sana ia mengasah kemampuan menulisnya dan berlatih berbicara di depan publik.
Faraday merupakan anak muda yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Ia terus melakukan berbagai eksperimen, seperti menggesekkan objek untuk menarik jerami padi dengan listrik statis.
Sampai pada akhirnya, Faraday mendapatkan laboratorium pertamanya dari George Riebau, mantan bosnya di toko penjilidan buku.
Pertemuan Awal Faraday dengan Sir Humphry Davy
Kesempatan besar datang ketika salah satu pelanggan penjilidan buku tempat ia magang dulu membaca catatan Faraday yang sangat rapi.
Pelanggan tersebut kemudian memberikan buku tersebut kepada ayahnya yang merupakan salah satu anggota dari Royal Institution. Karena takjub akan buku tersebut, kemudian Faraday diberikan tiket gratis untuk mengikuti kuliah kimia yang dibawakan oleh Sir Humphry Davy di Royal Institute of Great Britain di London.
Seperti pelajar lain pada umumnya, ia duduk mendengarkan dan mencatat penjelasan Davy. Setelah sesi kuliah selesai dan Faraday kembali ke penjilidan buku, ia mulai berpikir untuk bekerja kepada guru besar tersebut.
Setelah proses pemikiran panjang, akhirnya Faraday menulis surat yang berisi salinan catatannya dan permohonan untuk bekerja di tempat Davy. Sayangnya, saat itu gak ada lowongan untuk Faraday.
Beberapa waktu kemudian, asisten laboratorium Davy dipecat. Lalu, Davy menawarkan posisi tersebut kepada Faraday. Sejak saat itulah, dilansir dari sciencehistory.org pada tahun 1813, Faraday mulai bekerja kepada Davy dan belajar kimia langsung darinya.
Davy adalah salah satu ahli kimia yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia menemukan natrium dan kalium, kemudian mempelajari dekomposisi asam muriatik (hidroklorat) yang selanjutnya membawa Davy menemukan unsur klorin pada tahun 1822.
Ilmu Faraday Terus Berkembang dan Menjadi Ahli Kimia
Ilmu pengetahuan dan kemampuan kimia Faraday semakin berkembang. Program magangnya yang kedua di Royal Institute berakhir pada tahun 1820.
Faraday semakin menguasai banyak hal, sehingga tugas dan tanggungjawabnya semakin bertambah.
Davy bersama Faraday mengikuti teori atom Ruggero Giuseppe Boscovich, kemudian mulai menafsirkan struktur molekul bahan kimia tersebut. Dari penafsiran itulah yang kemudian mempengaruhi gagasan Faraday tentang listrik.
Berbagai teori analitik dan praktiknya semakin dikenal. Hal itu membuat reputasinya sebagai ahli kimia semakin tenar, bahkan ia dipanggil sebagai saksi ahli dalam persidangan untuk membantu memperoleh pendanaan bagi Royal Institution, zaman sekarang seperti pengajuan proposal di depan pemegang saham kali yaaa.
Penemuan Motor Listrik
Selama tahun 1820-an, Faraday juga terus melakukan penelitian terkait listrik dan magnet. Hingga akhirnya, pada tahun 1821, ia menikahi Sarah Barnard dan tinggal di Royal Institute.
Selain itu, ia juga menerbitkan karyanya tentang rotasi elektromagnetik, gerakan melingkar dari sebatang kawat yang secara terus menerus tanpa henti mengelilingi sebuah magnet selama arus listrik mengalir pada kawat tersebut.
Dari penelitian itu, Faraday menghasilkan penemuan pertama dalam bidang Fisika, yaitu motor listrik. Penemuan Faraday tersebut menjadi acuan bagi pembuatan motor listrik saat ini.
Penemuan Induksi Elektromagnetik
Pada tahun 1825, Davy mengalami sakit parah, sehingga tugasnya dalam memimpin laboratorium di Royal Institute digantikan oleh Michael Faraday.
Singkat cerita, kita langsung loncat ke tahun 1831, ia menemukan induksi elektromagnetik dengan menggunakan cincin induksi sebagai trafo elektronik pertama.
Pada percobaan keduanya, bulan September 1831, Faraday menemukan induksi magnet-listrik, yaitu produksi arus listrik yang stabil. Penemuan itulah yang menjadi prinsip di balik motor listrik modern, transformator, dan generator listrik. Dari penemuan elektromagnetik tersebut, sekarang kita mengenal Hukum Faraday.
Jejak Penemuan Michael Faraday
Selama hampir 50 tahun, Faraday bereksperimen dan berkontribusi pada Sains.
Ini dia jejak Faraday dan penemuannya.
1. 1821: menemukan motor listrik.
2. 1822: menemukan senyawa karbon yang dapat berikatan dengan klorin.
3. 1823-1824: menemukan metode pencairan gas.
4. 1825: menemukan benzena dan isobutilena.
5. 1831: menemukan induksi elektromagnetik.
6. 1833: menemukan Hukum Faraday dalam elektrolisis.
Wafatnya Sang Penemu Listrik
Pada tahun 1839, Michael Faraday mengalami gangguan saraf. Sejak saat itu, kesehatan Faraday mulai memburuk. Ia mulai mengurangi penelitiannya, namun masih melanjutkan tanggungjawabnya sebagai pengajar/dosen sampai tahun 1861.
Pada usia yang ke-75 tahun, Sang Penemu Listrik kemudian meninggal di rumahnya di Hampton Court, tepatnya pada tanggal 25 Agustus 1867 saat sedang duduk di ruang kerjanya.
Ia dimakamkan di Pemakaman Highgate di London Utara.
Untuk memperingati karya monumentalnya, sebuah plakat didirikan di Gereja Westminster Abbey, dekat pemakaman Isaac Newton. [Zenius Net/Tio]