MasyarakatKelistrikan.com | PT PLN (Persero) beberapa waktu lalu membuka pintu untuk masyarakat yang ingin membuka usaha Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) alias ‘SPBU Listrik’. Namun, kelangkaan teknisi menjadi problem utama.
Diketahui, Sejauh ini di Indonesia sudah ada 187 SPKLU, bila dihitung dengan standar pekerja di SPKLU tadi maka butuh 1.870 pekerja yang tersertifikasi. Masalahnya, saat ini dari kebutuhan itu cuma ada 87 pekerja yang tersertifikasi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Bila dirinci total kebutuhan petugas konsultasi ada 187, namun saat ini baru ada 17 orang yang punya sertifikat. Kemudian petugas pemasangan kebutuhannya ada 935 orang, yang sudah tersertifikasi baru 13 orang.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan Petugas pengujian totalnya butuh 187 orang namun baru ada 1 orang yang punya sertifikat.
Lalu, petugas pengoperasian yang dibutuhkan ada 187 namun yang punya sertifikat baru 28 orang. Terakhir untuk petugas pemeliharaan butuh 374 orang, tapi yang bersertifikat baru 28 orang.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"SPKLU itu sampai September ada 187 maka proyeksi kami itu harusnya total pekerjaan di SPKLU harusnya melibatkan 1870 orang tenaga teknis. Sampai sekarang jauh sekali, baru 87 orang yang tersertifikasi," ungkap Rida.
"Ini lah pentingnya sosialisasi ke pengusaha SPKLU agar masing-masing itu kompetisinya diperhatikan," tambahnya.
Pembangunan SPKLU Mulai Menjamur