MasyarakatKelistrikan.com | Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Agus Pudji Prasetyono menghadiri diskusi tentang teknologi dan inovasi EBT yang dikembangkan di Science Techno Park Institut Teknologi Bandung.
Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto dan Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan, Yunus Saefulhak beserta tim teknis.
Baca Juga:
DEN Ungkap Alasan Singapura Mau Listrik dari RI
Pada acara tersebut dipaparkan teknologi dan inovasi energi pada solar cell, kendaraan listrik dan juga hidrogen oleh lembaga ilmu dan pengetahuan ITB.
Saat ini ITB sedang mengembangkan teknologi yang bernama super kapasitor. Super kapasitor ini pada masa yang akan datang diharapkan dapat menggantikan baterai.
Super kapasitor ini memiliki berbagai keunggulan salah satunya adalah pengisian ulang yang cepat.
Baca Juga:
Jadi Jantung Pertumbuhan Ekonomi Nasional, PLN Tegaskan Pasokan Listrik Mencukupi dan Andal
Selain itu juga memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan baterai litium pada umumnya.
Berkaitan dengan baterai, ITB juga telah berhasil mengembangkan berbagai prototype kendaraan listrik diantaranya mobil listrik, kendaraan listrik roda tiga dan juga sepeda listrik.
Prototype kendaraan listrik yang diciptakan memang hingga saat ini masih menemui kendala pada perizinan untuk melaksanakan test drive di area umum dan juga izin multifungsi dari Kementerian Perhubungan.
Sinergi tentunya dibutuhkan dalam permasalahan ini sehingga hasil riset yang ada dapat dikomersialkan pada kemudian hari.
Salah satu yang menarik perhatian adalah e-trike atau kendaraan roda tiga yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam hal seperti pengangkutan sampah, perdagangan dan sejenisnya.
Juga ada sepeda listrik yang nantinya direncakan akan dipergunakan pada perhelatan G20.
Sementara dari sisi solar cell, saat ini ITB sedang berfokus pada pengembangan emerging solar PV dengan sitem multi-junction solar cell jadi nantinya akan ada beberapa lapisan yang menangkap cahaya matahari sehingga efisiensinya menjadi lebih tinggi.
ITB memproyeksikan bahwa kedepan permintaan akan penggunaan solar cell di Indonesia ini akan semakin meningkat dengan pesat sehingga perlu untuk membangun industri solar cell dari hulu hingga ke hilir.
Selain itu juga teknologi yang digunakan harus jelas seperti apa. Tentunya dari hal itu perlu dilakukan riset yang mendalam dan juga perlu untuk dibentuk tim yang terintegerasi dengan baik.
“Nantinya Dewan Energi Nasional akan memiliki peran untuk mengawasi kebijakan energi yang bersifat lintas sektor. Riset dari ITB ini kedepannya harus dapat di komersialisasi sehingga tidak hanya menjadi temuan yang tenggelam. Maka dari itu memang perlu adanya sinergi dan koordinasi yang betul-betul baik untuk menjadi sebuah ekosistem inovasi. Tujuan akhirnya tentu hasil riset dapat dimanfaatkan dengan baik dan menciptakan iklim industri yang maju di Indonesia,” pungkas Agus Pudji. [Tio]