MasyarakatKelistrikan.WahanaNews.co | Dewan Energi Nasional (DEN) berkesempatan mengunjungi Pusat Unggulan IPTEK (PUI)-Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam rangka melihat perkembangan industri baterai lithium di Indonesia.
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Anggota Pemangku Kepentingan, As Natio Lasman dan dihadiri oleh Anggota DEN lainnya diantaranya Yusra Khan, Musri Mawaleda, Agus Pudji, dan Ery Purnomohadi serta Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto.
Baca Juga:
Chatarina Girsang Jadi Plt. Rektor Uiversitas Sebelas Maret Gantikan Jamal Wiwoho
Turut hadir mewakili pemerintahan Staf Ahli Menteri LHK, Winarni beserta jajarannya.
Kunjungan tersebut disambut langsung oleh Ketua PUI UNS, Agus Purwanto.
PUI-PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS adalah suatu organisasi yang berdiri pada tahun 2020 sebagai muara dari perjalanan panjang riset baterai di UNS.
Baca Juga:
Ini Kronologi Pengunduran Diri Ratusan Mahasiswa di PKKMB UNS 2023
Saat ini kerjasama yang dikembangkan adalah melalui pendekatan kerjasama ABG (akademik, bisnis dan Pemerintah).
Diantara lembaga yang telah menjalin kerjasama dengan PUI-Baterai Lithium UNS adalah PT Pertamina, PT LEN Industri, LIPI, BPPT, B4T, BSN, BATAN, Mining Industry Indonesia (MIND ID).
PUI Baterai Lithium akan fokus melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan baterai lithium dan teknologi penyimpan energi lanjut untuk mendukung kendaraan listrik dan energi terbarukan.
As Natio menjelaskan bahwa akademisi juga memiliki peran penting dalam memajukan industri di tanah air.
“Baterai saat masih banyak yang impor, jika kita mampu menumbuhkan industri sendiri didalam negeri tentunya akan sangat baik. Karena kebutuhan baterai kedepannya akan meningkat terutama untuk kendaraan listrik,” ujarnya.
Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan Workshop Roadmap Industri Baterai Nasional, dimana perwakilan dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, BRIN, dan KESDM memaparkan progres roadmap terkait kendaraan listrik, inovasi dan rantai pasokan bahan baku baterai yang telah disusun sesuai kewenangan masing-masing.
Kondisi dari tahun 2017 hingga 2021, pemanfaatan KBLBB terus meningkat setiap tahun terutama 2020-2021 mencapai 360% meskipun harga baterai masih berpengaruh terhadap harga jual KBLBB sekitar 35%-50%.
Berdasarkan outlook roadmap baterai nasional, diproyeksikan Indonesia akan menjadi pemasok 70% bahan baku hulu industri baterai dunia setara 702 GWh dari total permintaan dunia sekitar 1.200 GWh, sedangkan permintaan domestik untuk KBLBB hanya sekitar 13,7 GWh. [Tio]