“Pada saat dikayuh akan jauh lebih ringan dibandingkan tanpa listrik. tetapi harus dilakukan karena kita ingin melestarikan becak kayuh tapi dengan sumber tenaga lebih ringan jadi kalau yang mengayug orangtua tetap bisa dan bentuknya seperti becak biasa,” katanya.
Aji tak menampik becak motor memiliki resiko cukup besar. Ini karena basis utama adalah kendaraan bermotor roda dua yang dimodifikasi.
Baca Juga:
Dengan Menggunakan Becak, Bupati Samosir Hadiri Musrenbang RKPD 2025
Tanpa melalui proses pengawasan dan kontrol kualitas dari instansi yang kompeten.
“Ada penumpang, ada resiko, sementara itu beresiko dan kita tetap membiarkan operasional maka kita juga tetap salah,” ujarnya.
Meski telah melalui tahapan uji coba, namun pemerintah belum memproduksi massal becak listrik. Aji menuturkan perlu ada pihak ketiga yang mau mengembangkan temuan ini. Tentunya dengan mengacu pada purwarupa yang dibuat oleh BPPTG Jogjakarta.
Baca Juga:
Akhirnya, 1000 Tukang Becak dapat 2 Juta dari Pemkab Tapteng
Apabila telah siap maka akan ada skema penukaran becak. Seluruh becak motor akan ditukar dengan becak listrik. Skema diawali dengan pendataan dari Dinas Perhubungan DIJ.
Pihaknya juga akan melibatkan pemerintah kabupaten dan kota. Mengingat operasional becak motor tak hanya di wilayah kawasan Malioboro.
Sehingga kebijakan konversi becak listrik akan berlangsung merata di semua wilayah di Jogjakarta.