MasyarakatKelistrikan.WahanaNews.co | Sebagian petani cabai di lahan pasir kawasan pantai Selatan Bantul, Provinsi DIY cukup santai dengan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Pasalnya sebagian petani di wilayah tersebut sudah beralih ke pompa air listrik.
Baca Juga:
Disnakertrans Bantul Dapat Kuota Empat KK untuk Program Transmigrasi 2024
Petani di Kalurahan Srigading, Sanden Sancoko mengaku, sebagian besar petani memang sudah banyak yang menggunakan pompa air listrik untuk kebutuhan pengairan lahannya.
Terlebih bagi para petani yang lahannya berdekatan dengan jalur kabel listrik PLN.
Dikatakan Sancoko, penggunaan pompa air listrik diakuinya memang lebih irit dibandingkan dengan pompa air BBM karena sudah ada larangan bagi para petani untuk menggunakan bahan bakar jenis Pertalite.
Baca Juga:
Bawaslu Bantul Tingkatkan Patroli Pengawasan Jelang Akhir Kampanye Pilbup 2024
Sementara jika menggunakan Pertamax, harganya justru lebih mahal.
“Lahan pertanian yang tak jauh dari JJLS memang saat ini sudah menggunakan listrik. Karena kalau pakai pompa bensin pasti biaya produksi untuk irigasi akan membengkak,” katanya saat dihubungi media (23/8/2022).
Lebih rinci tentang biaya penggunaan pompa listrik, Sancoko menuturkan bahwa untuk biaya dua kali penyiraman lahan dengan pompa listrik setidaknya hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 10 ribu.