Namun jika menggunakan BBM, petani setidaknya harus merogoh kocek sampai Rp 40 ribu untuk pembelian BBM.
Dengan kondisi tersebut, tentunya para petani lebih memilih untuk beralih menggunakan pompa listrik. Lantaran biaya pembelian BBM, bisa dialihkan untuk kebutuhan lainnya. Seperti pembelian pupuk dan obat-obatan tanaman.
Baca Juga:
Bawaslu Bantul Temui Paguyuban Dukuh untuk Bahas Netralitas dalam Pilkada 2024
“Jika pakai listrik lebih efisiensinya hampir di atas 70 persen,” bebernya.
Hal itu pun dibenarkan petani lainnya, Mugari. Dia menyebut, penggunaan pompa listrik lebih irit.
Meskipun di awal pemakaian, petani harus rela mengeluarkan uang cukup besar. Sebab harus ada biaya pemasangan meteran yang kisarannya mencapai Rp 3 juta sampai Rp 4 juta.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Bantul Tingkatkan Jumlah Bank Sampah Aktif Jadi 534 Unit
“Biaya awal memang besar, tapi itu bisa diakali dengan pemasangan meteran listrik dan pembelian pompa air jet pump secara gotong royong,” kata Mugari.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo menuturkan, petani di wilayah lahan pasir tidak akan terdampak saat adanya kenaikan BBM.
“Karena sebagian besar sudah beralih listrik, kami pastikan petani di kawasan pantai selatan tidak terlalu risau dengan kenaikan harga BBM,” ungkapnya.