Namun jika menggunakan BBM, petani setidaknya harus merogoh kocek sampai Rp 40 ribu untuk pembelian BBM.
Dengan kondisi tersebut, tentunya para petani lebih memilih untuk beralih menggunakan pompa listrik. Lantaran biaya pembelian BBM, bisa dialihkan untuk kebutuhan lainnya. Seperti pembelian pupuk dan obat-obatan tanaman.
Baca Juga:
Pemkab Bantul Siapkan Kawasan Industri Piyungan untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
“Jika pakai listrik lebih efisiensinya hampir di atas 70 persen,” bebernya.
Hal itu pun dibenarkan petani lainnya, Mugari. Dia menyebut, penggunaan pompa listrik lebih irit.
Meskipun di awal pemakaian, petani harus rela mengeluarkan uang cukup besar. Sebab harus ada biaya pemasangan meteran yang kisarannya mencapai Rp 3 juta sampai Rp 4 juta.
Baca Juga:
DPUPKP Bantul Rehabilitasi Delapan Daerah Irigasi 2024 untuk Dukung Produksi Pertanian
“Biaya awal memang besar, tapi itu bisa diakali dengan pemasangan meteran listrik dan pembelian pompa air jet pump secara gotong royong,” kata Mugari.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo menuturkan, petani di wilayah lahan pasir tidak akan terdampak saat adanya kenaikan BBM.
“Karena sebagian besar sudah beralih listrik, kami pastikan petani di kawasan pantai selatan tidak terlalu risau dengan kenaikan harga BBM,” ungkapnya.