"Ini tentu saja merupakan langkah maju yang positif," kata Li Shuo, penasihat kebijakan Greenpeace Asia Timur yang berbasis di Beijing. "Ini akan berkontribusi pada tren global yang sedang berlangsung untuk menjauh dari batu bara. Ini juga akan membawa momentum ke COP26."
Bagaimana dengan pembangkit listrik batu bara domestik di China?
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Pemerintahan memang telah mengumumkan akan menghentikan proyek-proyek luar negerinya, tetapi banyak proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara diprakarsai oleh pihak swasta, kata Dr Kevin P Gallagher, Direktur Pusat Kebijakan Pembangunan Global di Universitas Boston.
"Sekarang pemerintah besar dunia telah memimpin dengan memberi contoh dan melarang pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri, sekarang saatnya bagi sektor swasta ... untuk mengikutinya," katanya, seraya menambahkan bahwa tujuan iklim global tidak akan tercapai jika "sektor swasta terus membiayai proyek pembangkit energi batu bara di luar negeri sementara pemerintah menghentikannya."
Selain itu, masih ada pertanyaan besar tentang proyek-proyek batubara domestik. Output pembangkit energi batu bara domestik di China sekitar 10 kali lebih tinggi dari proyek batu baranya di luar negeri.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Sekalipun demikian, Li Shuo dari Greenpeace tetap berharap, pengumuman Presiden Xi Jinping akan mengarah pada "lebih banyak kemajuan di bidang domestik," terutama jika dikombinasikan dengan komitmen Xi untuk mendanai energi hijau dan rendah karbon di luar negeri. [aas]