MasyarakatKelistrikan.com | PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Indonesia Power relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dari Grati ke Pesanggaran dan bangun Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrid Nusa Penida.
Adapun kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Gas tersebut yaitu 2×100 MW dan PLT Hybrid dengan kapasitas PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) 3,5 MWac dan BESS (Battery Energy Storage System) 3 MW/1,84 MWh untuk menunjang pergelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Oktober 2022 di Bali juga sebagai wujud komitmen korporasi untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Bali dalam Penyediaan Energi Bersih.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa hal ini merupakan suatu kebanggan bagi PLN Grup untuk dapat berpartisipasi langsung terhadap ajang internasional KTT G20.
“Kebanggaan bagi kami sebagai PLN Group yang diamanahkan untuk menerangi Nusantara dan juga mendukung langsung perhelatan sekelas KTT G20 di Pulau Dewata,” ujar Darmawan.
“Selain untuk sukseskan KTT G20 hal ini dilakukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan daya dan keandalan kelistrikan khususnya di Sub Sistem Bali,” imbuhnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia Power M. Ahsin Sidoi memaparkan, terpenuhinya kebutuhan daya dan keandalan pembangkit listrik di Sub Sistem Bali akan menjadi wujud dukungan PT Indonesia Power kepada Pemerintah Republik Indonesia sebagai Tuan Rumah KTT G20.
“ini merupakan wujud komitmen kami dalam mendukung Pemerintah Indonesia menjadi Tuan Rumah KTT G20,” ujar Ahsin.
Lebih lanjut M. Ahsin Sidqi menyampaikan bahwa rencana relokasi PLTG 2×100 MW dari Grati ke Pesanggaran ini direncanakan COD (Commercial Operation Date) unit pertama pada bulan Oktober 2022 yang bersamaan dengan Proyek PLT Hybrid Nusa Penida dan unit kedua pada Tahun 2023 mendatang.