MasyarakatKelistrikan.com | Schneider Electric, pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi, dan the world’s most sustainable corporation 2021 menurut Corporate Knights, mengungkapkan pencapaian target net-zero emission melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan perlu dibarengi dengan pembaruan infrastruktur jaringan kelistrikan terdesentralisasi untuk mengakomodasi kebutuhan energi masa depan.
Hal ini dapat menjadi bagian dari upaya penguatan sistem energi global yang berkelanjutan yang tengah dibahas saat ini pada Presidensi G20 Indonesia.
Baca Juga:
PLN Pasok Energi Hijau pada Peringatan HUT ke-79 Pertambangan dan Energi
Jaringan atau gardu listrik (grid) dibangun jauh sebelum kita mengetahui, atau memahami bahaya perubahan iklim.
Infrastruktur yang tersentralisasi ini didesain untuk mendukung masyarakat yang berfokus pada kesejahteraan ekonomi, inovasi industri dan ketahanan energi, bukan pada emisi karbon.
Dari sisi pasokan, saat ini kita telah mencapai kemajuan dengan pembangkit energi terbarukan terdesentralisasi, dengan kapasitas daya ramah lingkungan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih murah.
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Pemanfaatan Hidrogen dalam Pengembangan Energi Terbarukan
Dari sisi konsumen, semakin banyak perangkat yang terhubung dan mengonsumsi energi cukup besar, baik di rumah, tempat kerja, maupun lingkungan industri.
Namun demikian, grid yang ada saat ini kebanyakan tetaplah sama: tersentralisasi dan sulit beradaptasi di tengah perubahan pasokan dan permintaan maupun perubahan kondisi cuaca.
Kita telah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam sektor energi ramah lingkungan sejak dua dekade yang lalu.