Tidak hanya itu, PLN juga melakukan pemeliharaan dan peninggian terhadap 496 gardu distribusi listrik yang berada di wilayah rawan banjir dan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk penanganan banjir.
Doddy mengungkapkan bahwa PLN juga telah menyiagakan sebanyak 2.356 petugas bersiaga dalam penanganan kelistrikan menghadapi musim hujan, menyiagakan Disaster Recovery Center (DRC) sebagai tempat pemantauan kelistrikan, serta posko-posko petugas pelayanan teknis, dan memasang panel looping jaringan tegangan rendah di beberapa titik rawan banjir.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Hal ini berguna untuk mempercepat penyalaan listrik kembali pada wilayah yang sudah surut dan siap dialiri listrik.
“Kami mengutamakan keselamatan jiwa bersama. Untuk itu apabila terjadi banjir di wilayah pelanggan, di gardu PLN atau keduanya terendam banjir, kami akan memadamkan listrik sementara, sekali lagi demi keselamatan bersama,” ujar Doddy.
Bahaya yang bisa terjadi apabila aliran listrik tidak dipadamkan ketika terjadi banjir yaitu tersengat aliran listrik.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Hal ini dikarenakan air merupakan salah satu konduktor listrik yang bisa menghantarkan aliran listrik ke tubuh manusia.
Beberapa kondisi yang menyebabkan PLN terpaksa memadamkan listrik yaitu rumah warga kebanjiran, aset PLN kebanjiran, atau rumah warga dan aset PLN kebanjiran.
Secara rutin PLN telah melakukan inspeksi terhadap tiang-tiang dan kabel untuk memastikan penyaluran energi listrik ke masyarakat dalam kondisi normal dan aman.