Di Indonesia, masih ada 0,4 persen atau 318 ribu rumah tangga yang belum memiliki listrik dan ini menjadi tantangan.
"Program ini adalah upaya pemerintah bagaimana masyarakat bisa menikmati listrik dari PLN. Dengan adanya program ini, bisa memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat dan dapat hidup lebih baik dan perekonomian," katanya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Bupati Batu Bara Zahir mengatakan, masih banyak masyarakat tidak mampu di Kabupaten Batu Bara yang listriknya masih menumpang di tempat tetangga. Karenanya, dia mendukung program BPBL yang sangat membantu aktivitas sehari-hari dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Kami sangat mendukung program ini. Saya akan melakukan pendataan lagi dengan pemerintah karena masih banyak warga yang rumahnya belum mendapat pelayanan listrik," ucapnya.
Executive Vice President Operasi Distribusi Sumatera Kalimantan PLN, Agung Nugraha mengatakan, program BPBL merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian ESDM dengan PLN untuk mengisi program dan menyiapkan instalasi infrastruktur kelistrikannya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Harapannya, dengan program BPBL kegiatan masyarakat bisa terbantu sehingga memberikan efek domino bagi perekonomian.
"Ini merupakan komitmen untuk mewujudkan sila kelima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga dengan adanya listrik masuk ke Tanjung Tiram, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi," ucapnya dalam acara peresmian dan penyalaan pertama program BPBL di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Agung melanjutkan, sasaran program BPBL 2022 di seluruh Indonesia adalah 80.000 rumah tangga dan tersebar di 22 provinsi. Kemudian, khusus untuk Sumatera Utara ditargetkan ada 5.600 keluarga yang menerima bantuan di tahun 2022 dengan persentase 100 persen menyala.