MasyarakatKelistrikan.com | Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahja Purnama (Ahok) mengajak PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengembangkan pemanfaatan energi panas bumi untuk mendukung Indonesia mencapai target Net Zero Emission 2060.
Hal itu disampaikan Ahok saat melaksanakan manajemen walkthrough (MWT) dalam kunjungannya ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2x20 megawatt (MW) dengan operator PT PGE di Sulut, Menado, Selasa (23/11/2021).
Baca Juga:
Pertamina Buka UMK Academy 2024, 1.686 Pelaku Usaha Siap Naik Kelas
Dalam kunjungan ke Wilayah Kerja Panas Bumi PGE Area Lahendong, Sulawesi Utara itu, Ahok didampingi Tim Komite Komisaris, Dewan Komisaris, Direksi Sub Holding Pertamina Power & New Renewable Energy (NRE) dan Direksi PGE.
Dalam kesempatan ini, rombongan berdiskusi dengan para pekerja untuk memastikan keandalan dan keamanan pengoperasian PLTP.
Basuki mengatakan PGE harus terus mengembangkan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi sehingga bisa menjadi energi masa depan Pertamina.
Baca Juga:
Kasus LNG Pertamina, Karen Agustiawan Dituntut 11 Tahun Bui
“Panas bumi merupakan salah satu energi hijau dan ramah lingkungan yang dapat mendukung Indonesia menuju net zero emission sehingga perlu terus dikembangkan dan didukung sebagai energi masa depan Pertamina," ujarnya.
PGE Area Lahendong memiliki kapasitas terpasang 120 MW dan memiliki peranan penting dalam menyediakan 20 persen energi di Provinsi Sulawesi Utara. Kapasitas tersebut akan bertambah dengan dibangun PLTP Binary Organic Rankine Cycle 500 kW.
Proses pembangunan PLTP tersebut saat ini telah memasuki tahap Engineering Procurement Construction & Commissioning (EPCC). Proyek ini ditargetkan siap dioperasikan pada Desember 2021.
Pembangunan PLTP Binary Organic Rankine Cycle 500 kW mewujudkan komitmen PGE dalam memenuhi target ketujuh Sustainable Development Goals (SDGs) dalam memastikan akses energi terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern bagi semua (affordable and clean energy).
Hal ini dibuktikan dengan penggunaan fluid kerja R1233zd(E) yaitu refrigerant non-flammable yang ramah lingkungan pada instalasi pembangkit Binary berkapasitas 1x500 kW ini.
Hal itu juga komitmen PGE yang menerapkan aspek environment, social, dan governance (ESG) dalam setiap aspek menjalankan bisnis.
Direktur Operasi PGE Eko Agung Bramantyo menyampaikan apresiasi atas MWT yang dilakukan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), sedangkan pihaknya siap melaksanakan target-target dalam mengembangkan panas bumi di Wilayah Kerja Panas Bumi PGE.
“Kami berterima kasih atas perhatian Pak Basuki terhadap energi panas bumi dengan mengunjungi PGE Area Lahendong. PGE siap untuk terus berkomitmen melakukan pengembangan energi panas bumi tidak hanya sebagai energi listrik,” katanya dikutip dari Antara.
Pertamina sebagai pionir pengembangan panas bumi di Indonesia dan dilanjutkan oleh PGE telah mempunyai pengalaman 35 tahun dalam pengoperasian lapangan panas bumi.
Saat ini, Indonesia berada pada peringkat kedua pengembangan panas bumi di dunia dengan total kapasitas terpasang 2.133 M. Kontribusi dari Wilayah Kerja PGE 88 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia yang terdiri atas 672 MW yang dioperasikan sendiri dan 1.205 MW yang dilaksanakan melalui Kontrak Operasi Bersama.
Dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE, dibangkitkan dari enam area yaitu Area Lahendong, Sulawesi Utara dengan kapasitas terpasang sebesar 120 MW, Area Kamojang, Jawa Barat dengan kapasitas terpasang sebesar 235 MW, Area Ulubelu.
Juga Lampung dengan kapasitas terpasang sebesar 220 MW, Area Karaha, Jawa Barat dengan kapasitas terpasang sebesar 30 MW, Area Lumut Balai, Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang sebesar 55 MW, dan Area Sibayak, Sumatera Utara dengan kapasitas terpasang sebesar 12 MW. [Tio]