MasyarakatKelistrikan.com | Direktur Panasbumi Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Harris Yahya menegaskan pihaknya akan mengevaluasi kondisi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di seluruh Indonesia, termasuk mengecek pipa dan valve (katup) agar tidak lagi terjadi kebocoran gas beracun.
Pihak Direktorat Pabum kini tengah menginvestigasi kejadian di PLPT Dieng yang dikelola oleh PT Geo Dipa Energi (Persero) terjadi kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng, tepatnya PAD 28.
Baca Juga:
Kembangkan EBT di Kawasan 3T, PLN Realisasikan PMN untuk Bangun PLTP Mataloko di Flores NTT
Kecelakaan tersebut terjadi pada 12 Maret 2022 jam 14:55 di PAD 28 yang belokasi di Dieng, Batur, Banjarnegara.
“Sesuai info yang dikeluarkan Manajemen GDP bahwa yang terjadi bukan kebocoran pipa tetapi adanya gas berbahaya yang keluar karena ada valve safety yang bekerja tidak sesuai setting-nya. Kami masih melakukan investigasi. Kejadian ini akan kami evaluasi agar tidak terjadi lagi kejadian serupa diseluruh lapangan panas bumi Indonesia,” kata Harris kepada media di Jakarta, Senin (14/03/2022).
Seperti yang dimuat di ruangenergi.com, PT Geo Dipa Energi (Persero) menyampaikan bahwa benar telah terjadi kecelakaan kerja di wilayah kerja Geo Dipa Unit Dieng, tepatnya PAD 28.
Baca Juga:
Tambah Kapasitas Energi Panas Bumi, PT Geo Dipa Gali 5 Sumur Baru
Dapat dipastikan juga bahwa kejadian tersebut tidak terjadi ledakan di salah satu sumur, ataupun terjadi pada sumur pengeboran, tetapi terjadi pada sumur eksisting PLTP Dieng Unit 1 yang sedang dilakukan perbaikan oleh rig kontraktor.
Pada saat kejadian tersebut, relief valve terbuka secara otomatis dibawah standar tekanan yang seharusnya.
Saat kejadian tersebut sedang dalam proses investigasi. Kecelakaan tersebut terjadi pada 12 Maret 2022 jam 14:55 di PAD 28 yang belokasi di Dieng, Batur, Banjarnegara.
Kejadian ini berawal dari kegiatan quenching sumur, salah seorang pekerja yang merupakan Pelaksanaa Pekerjaan Workover berinisiatif memeriksa relief valve di mud pump-1 yang terbuka secara otomatis, kemudian pekerja tersebut terjatuh pingsan dan
dievakuasi ke Puskesmas Kejajar 1 Wonosobo.
Diduga korban terpapar gas beracun yang keluar bersama dengan air saat relief valve terbuka otomatis.
Dalam pelaksaan pekerjaan tersebut, seluruh SOP sudah dijalankan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan kerja yang berlaku.
Dan dapat dipastikan bahwa tidak ada masyarakat yang menjadi korban dalam kejadian tersebut, melainkan pekerja yang berada pada lokasi tersebut. [Tio]