As Natio menjelaskan bahwa akademisi juga memiliki peran penting dalam memajukan industri di tanah air.
“Baterai saat masih banyak yang impor, jika kita mampu menumbuhkan industri sendiri didalam negeri tentunya akan sangat baik. Karena kebutuhan baterai kedepannya akan meningkat terutama untuk kendaraan listrik,” ujarnya.
Baca Juga:
Chatarina Girsang Jadi Plt. Rektor Uiversitas Sebelas Maret Gantikan Jamal Wiwoho
Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan Workshop Roadmap Industri Baterai Nasional, dimana perwakilan dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, BRIN, dan KESDM memaparkan progres roadmap terkait kendaraan listrik, inovasi dan rantai pasokan bahan baku baterai yang telah disusun sesuai kewenangan masing-masing.
Kondisi dari tahun 2017 hingga 2021, pemanfaatan KBLBB terus meningkat setiap tahun terutama 2020-2021 mencapai 360% meskipun harga baterai masih berpengaruh terhadap harga jual KBLBB sekitar 35%-50%.
Berdasarkan outlook roadmap baterai nasional, diproyeksikan Indonesia akan menjadi pemasok 70% bahan baku hulu industri baterai dunia setara 702 GWh dari total permintaan dunia sekitar 1.200 GWh, sedangkan permintaan domestik untuk KBLBB hanya sekitar 13,7 GWh. [Tio]