Untuk itu secara berkesinambungan, pihaknya berupaya untuk mengalihkan mereka menjadi petani briket. Saat ini baru satu desa yang menjadi pilot project. Mereka dilatih untuk mengubah eceng gondok menjadi briket. Harga 1 kg briket Rp 450, dalam sehari mereka bisa menghasilkan 1 ton briket. Briket tersebut dibeli oleh pihaknya sebagai bahan bakar PLTU.
Rusdiansyah mengatakan, program ini sudah jalan dua tahun. Rencananya, akan ada pelatihan baru untuk empat angkatan.
Baca Juga:
Langgar Perda, KJA dan KJT Ilegal di Perairan Waduk Jatigede Sumedang Ditertibkan
Pasar briketnya dah jelas, ada kami. Secara ekonomi, briket ini minim kerugian (bagi petani)," kata dia.
Sebab, dalam menanam benih ikan di KJA, mereka rentan mengalami kerugian ketika peralihan musim. Benih seharga jutaan rupiah yang ditanam bisa tidak jadi.
Sedangkan briket, bisa diproduksi tiap hari dengan pasar yang sudah jelas. Program ini akan sejalan dengan penertiban. Rencananya tahun depan akan dilakukan penertiban 300 KJA, sesuai rekomendasi Dinas Perikanan. [Tio]