MasyarakatKelistrikan.com | Uap air panas, yang mengepul dari cerobong, seolah membungkus hampir seluruh areal pembangkit, Senin (4/10/2021) pagi itu.
Para petugas, lengkap dengan alat pelindung diri, lalu lalang di bawah kepulan uap yang perlahan lenyap terurai di angkasa.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Aroma gas beracun hydrogen sulfida menyengat, menembus masker berlapis.
Putaran turbin dan generator seakan memekakkan telinga.
Mengenakan masker, sepatu bot, helm, serta tangan menggenggam alat pendeteksi hydrogen sulfida, Soniawan Temor (33) berjalan menuju sebuah ruang bawah tanah.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Ia masuk mengontrol sambungan ujung pipa berukuran 25 inci.
Pipa itu mengalirkan uap bersuhu 180 derajat celcius yang terus menekan dari perut bumi di bawah sana, pada kedalaman 878,6 meter.
Sambungan yang bernama kepala sumur itu dilewati 88 ton uap panas setiap jam.