Melalui teknologi 5G smart mining, aktivitas tambang bawah tanah dapat dimonitor melalui kamera yang terhubung dengan kecerdasan buatan, sekaligus mencegah dan meminimalisir risiko kecelakaan kerja.
“Saya juga sangat gembira mendengar bahwa tambang bawah tanah yang medannya sangat kompleks dan dikendalikan dari jarak jauh ini, dioperasikan oleh 99% putra-putri Indonesia, khususnya dari tanah Papua,” tambah Presiden RI Joko Widodo.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
PTFI telah menerapkan Advanced Digital Technology dalam operasional tambang bawah tanah melalui pengembangan sistem kendali jarak jauh menggunakan teknologi WiFi sejak tahun 2006, dengan melibatkan mitra pihak ketiga dan investasi puluhan juta dollar.
Pada tahun 2021, Kementerian BUMN mendorong kolaborasi PTFI dan Telkomsel untuk menerapkan teknologi 5G dalam operasi penambangan, sebagai yang pertama di Asia Tenggara.
Kemudian, sejak bulan April 2022 tahap pembuktian konsep penerapan teknologi 5G sukses dalam use case remote loader dan underground safety system di area operasional tambang bawah tanah PTFI.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Dengan penggunaan teknologi berbasis WiFi yang sudah demikian luas dengan investasi yang signifikan, maka penggunaan teknologi 5G saat ini masih di area terbatas.
Secara garis besar, jaringan 5G memiliki keunggulan dari sisi kecepatan, kekuatan sinyal, latensi, keamanan data, dan kecerdasan perangkat.
Teknologi 5G Mining ini digunakan di area operasi dan publik di PTFI yaitu pada area operation mencakup remote testing area dan uji coba pada 2 unit loader (alat pengangkut bijih) dalam terowongan ekstraksi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC).