15 Negara Bermasalah, Termasuk Indonesia
Negara-negara yang dianalisis dalam laporan tersebut adalah Australia, Brasil, Kanada, China, Jerman, India,Indonesia, Meksiko, Norwegia, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Perwakilan dari hampir 200 negara akan bertemu di Glasgow, Skotlandia, dari 31 Oktober hingga 12 November dalam KTT Iklim COP26, untuk membicarakan masa depan Perjanjian Iklim Paris dari 2015.
Terlepas dari upaya untuk memperkuat target iklim, sebagian besar produsen minyak dan gas utama berencana untuk meningkatkan produksi mereka, sementara beberapa produsen batu bara utama berencana untuk melanjutkan atau bahkan meningkatkan produksinya, kata laporan UNEP.
Produksi bahan bakar fosil diperkirakan akan terus meningkat sampai 2040.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Menurut UNEP, sampai 2030 mendatang 15 negara yang dianalisa akan menghasilkan sekitar 240% lebih banyak batu bara, 57% lebih banyak minyak bumi, dan 71% lebih banyak gas daripada yang dibutuhkan untuk meredam laju pemanasan global di bawah 1,5 C.
Dari ketiga jenis bahan bakar fosil tersebut, produksi gas diproyeksikan akan meningkat paling tinggi antara tahun 2020 dan 2040, berdasarkan rencana pemerintah ke-15 negara.
"(Hasil) Penelitiannya jelas: produksi batu bara, minyak dan gas global harus mulai menurun segera dan dengan tajam, agar konsisten dengan pembatasan pemanasan jangka panjang hingga 1,5 derajat Celcius," kata Ploy Achakulwisut, penulis utama laporan tersebut.