Saat ini Joglo Ayu Tenan memberdayakan komunitas difabel dan sekitar 80 ibu-ibu dan remaja di 8 desa binaan di sekitar Yogyakarta.
“Alhamdulillah, saya bersyukur sekali atas kepercayaan Pertamina mengikutsertakan saya ke pameran di Belanda ini. Menjadi UMKM mitra binaan Pertamina sejak tahun 2018 sangat bermanfaat karena selain bantuan pendanaan, saya juga mendapat banyak program pembinaan yang dapat meningkatkan kemampuan untuk UMKM naik kelas,” ujar Rahayu.
Baca Juga:
Pertemuan Mendag Busan dengan Menteri BUMN, Siap Bersinergi Dorong UMKM Ekspor
Dilandasi cintanya terhadap seni kerajinan, pada tahun 2015, Ketua Asosiasi Perajin Yogyakarta ini mendirikan Joglo Ayu Tenan sebagai wadah artisan kerajinan untuk berkumpul dan membagi ilmu.
Para artisan kerajinan yang mayoritas perempuan menekuni seni olah kain, aksesoris kontemporer, kriya logam dan batuan alam untuk mewujudkan imajinasi dalam bentuk perhiasan, busana, tas, dan kerajinan indah lainnya.
Penyakit autoimun yang tiba-tiba menghampiri sejak 2018 membuat perempuan kelahiran 1965 ini mengalami berbagai kesulitan saat beraktivitas sehari-hari hingga timbul keraguan untuk melanjutkan aktivitas Joglo Ayu Tenan.
Baca Juga:
Audiensi dengan GAHC, Mendag Busan Bahas Peningkatan Daya Saing Produk Halal Indonesia di Australia
Tak larut dengan keterbatasan kondisi, di tahun yang sama Joglo Ayu Tenan bergabung menjadi UMKM mitra binaan Pertamina dan di tahun 2020 masuk dalam program inkubasi UMK Academy Go Global.
“Saya mendapat mentor pendamping yang mengajari packaging, managemen, dan business matching. Jadi selain tambahan modal, saya mendapatkan exposure untuk ikut pameran promosi baik dalam maupun luar negeri,” ujar Rahayu.
Melalui pameran dan business matching, lanjut dia, produk Joglo Ayu Tenan kini sudah merambah pasar lokal Indonesia, dan mancanegara seperti Jepang, India, Australia dan Belanda.