Penandatanganan nota kesepahaman ini selanjutnya akan dilanjutkan dengan pembentukan tim dan penyusunan kajian bersama yang komprehensif sehubungan dengan pengembangan kendaraan tambang berbasis listrik ramah lingkungan.
"Saya berharap penandatanganan ini bisa segera ditindaklanjut ke tahap berikutnya, sehingga pada akhir tahun 2022 sudah ada prototype kendaraan yang bisa dikembangkan," lanjut Suryo.
Baca Juga:
Jamin Pasokan, Suplai Batu Bara PTBA ke PLN Tembus 7,3 Juta Ton
Sementara itu, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menjelaskan bahwa kerjasama ini didasari oleh keahlian masing-masing perusahaan.
"Kami berkolaborasi, yang dimiliki oleh INKA adalah membuat kendaraan berbasis listrik. PTBA memiliki keahlian sebagai operator tambang, ini bagaimana supaya bisa berhasil sehingga bisa kembangkan kendaraan tambang berbasis listrik,” ungkap Budi.
Sebelum kesepakatan program pengurangan emisi karbon melalui kendaraan dilakukan, PTBA telah memiliki serangkaian program untuk tujuan yang sama, antara lain yaitu:
Baca Juga:
Berkat Elektrifikasi dan Digitalisasi Bukit Asam Hemat Rp 58,4 Miliar Per Tahun
-Mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik lewat program Eco-Mechanized Mining (e-MM)
-Mengganti kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik
-Melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang, dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan studi terkait tanaman yang mampu mereduksi emisi karbon di udara; dan