“Saya mewanti-wanti tim manajemen untuk tidak serakah dalam ambil kesempatan bisnis walaupun godaan keuntungan yang dijanjikan begitu besar. Jika tidak memiliki kemampuan, ya ajak mitra atau partner kerja. Pelajari dari mereka, dan asah kompetensi diri kita.”
“Itu sebabnya, dalam praktik bisnis sejak 19080-an, saya banyak menggandeng entitas lain dan melakukan aliansi strategis,” demikian tulis Arifin Panigoro di dalam bukunya tersebut (42 Ι Kesetaraan: Bersikap Adil pada Lawan Sekalipun)
Baca Juga:
Arifin Panigoro, Raja Minyak Indonesia Tutup Usia, Mulai Karir dari Instalasi Listrik
Arifin menulis, saat Medco mengambil alih Tesoro Indonesia Petroleum Corporation (Tipco) pada 1992, sumber daya manusia di perusahaan itu, yang berjumlah 1.200 orang, tetap dipertahankan dengan mengembalikan 69 orang ekspatriat sebagai upaya penghematan.
“Penghormatan terhadap karyawan mesti ditunjukkan dengan perhatian kepada kesejahteraan mereka. Keberadaan mereka bukan sekadar sebagai staf bagi Medco secara keseluruhan. Merekalah aset saya, brain ware, yang tak ternilai harganya. Itulah sebabnya, ketika perusahaan ada untung berlebih, maka saya tak ragu-ragu untuk membagikan tambahan berupa bonus bagi mereka. Jangan dilihat dari segi besar kecilnya, tapi silahkan dinilai dari niat saya untuk menjalin hubungan dan apresiasi terhadap para karyawan,” lagi Arifin menuliskan di dalam bukunya tersebut.
Ada sepenggal kalimat terketik rapih di dalam buku yang ditulis Arifin Panigoro diterbitkan oleh Medco Foundation, 2010.
Baca Juga:
Founder Medco Grup Meninggal, Menteri ESDM: Indonesia Kehilangan Tokoh Migas
“Hormati dan hargai karyawan, mereka adalah aset utama perusahaan yang tak ternilai harganya.” [Tio]